Anggota Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika, menekankan pentingnya kepastian pasokan energi dan bahan baku bagi industri petrokimia nasional, khususnya PT Chandra Asri. Hal itu disampaikannya saat kunjungan kerja ke pabrik petrokimia terbesar di Indonesia tersebut.

Menurut Kardaya, ada dua persoalan utama yang dihadapi Chandra Asri, yaitu bahan baku nafta dan energi gas. “Nafta harganya sangat tergantung pada minyak mentah dunia. Jika ada gejolak geopolitik, misalnya penutupan Selat Hormuz oleh Iran, harga bisa melonjak dua kali lipat,” ujarnya Anggota Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika saat kunjungan kerja spesifik di PT. Chandra Asri, Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (22/08/2025).

Ia menyebut potensi pemanfaatan kondensat dalam negeri untuk diolah menjadi nafta. “Di TPPI kondensat bisa diproses menjadi nafta. Chandra Asri belum punya fasilitas itu, padahal peluangnya besar,” jelasnya.

Sementara terkait energi, Kardaya mengingatkan keterbatasan pasokan gas dari Sumatera Selatan. “Gas itu makin lama makin berkurang, karena tidak bisa diperbarui. Jalan tercepat adalah impor Liquefied Natural Gas (LNG) dan membangun terminal penerimaan di kawasan industri,” tegasnya.

Kardaya menambahkan, jika pasokan gas dan nafta terganggu, operasional Chandra Asri bisa terancam dan akan berdampak luas pada perekonomian nasional. “Produk turunannya seperti plastik dan kain sangat vital. Komisi VII DPR siap mendorong pemerintah agar segera hadir dengan solusi,” tandasnya. 

Comments are closed.

Exit mobile version