Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Arzeti Bilbina menegaskan pentingnya peran aktif Indonesia dalam keanggotaan dua organisasi internasional besar, yaitu Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan BRICS. Menurutnya, keikutsertaan Indonesia dalam kedua forum global tersebut tidak boleh sekadar bersifat simbolik, melainkan harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Arzeti saat menghadiri kegiatan Panja Organisasi Internasional BKSAP DPR RI di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025). Kegiatan tersebut menjadi ajang bagi BKSAP untuk menjaring masukan dari kalangan akademisi dan mahasiswa terkait peluang serta tantangan Indonesia dalam forum-forum internasional.
“Hari ini BKSAP melakukan penjemputan bola, menyerap aspirasi terutama dari sivitas akademika, yaitu mahasiswa-mahasiswa cerdas di IPB. Dalam Panja Organisasi Internasional ini, banyak sekali masukan yang kami terima agar keberadaan Indonesia di OECD dan BRICS tidak berhenti pada diplomasi meja, tetapi juga membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Politisi Fraksi PKB tersebut menuturkan, Indonesia harus memanfaatkan keanggotaannya di OECD dan BRICS untuk memperkuat sektor-sektor strategis seperti ketahanan pangan, energi, pendidikan, kesehatan, hingga ketenagakerjaan. Menurutnya, arah kerja sama internasional harus berpihak pada kesejahteraan rakyat dan peningkatan daya saing bangsa.
“Banyak mahasiswa yang menyoroti isu ketahanan pangan dan energi. Karena ujung dari keterlibatan kita di organisasi internasional adalah bagaimana kebijakan global itu bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arzeti menegaskan bahwa Indonesia perlu memiliki posisi tawar yang kuat di tengah dinamika ekonomi global. Ia mengingatkan agar Indonesia tidak hanya dilihat sebagai pasar besar, tetapi juga sebagai negara produsen yang mampu menembus pasar anggota BRICS dan OECD.
“Jangan sampai Indonesia hanya diposisikan sebagai negara dengan populasi padat dan pasar konsumtif. Kita harus bisa menjual produk-produk kita sendiri ke negara-negara anggota BRICS dan OECD. Peran kita harus aktif dan saling menguntungkan,” tegasnya.
Arzeti juga menilai keterlibatan mahasiswa dan akademisi dalam forum Panja BKSAP seperti ini sangat penting untuk memperkaya perspektif parlemen dalam perumusan kebijakan luar negeri yang inklusif dan berbasis pengetahuan.
“Pertemuan ini memberikan banyak masukan berharga bagi DPR, khususnya BKSAP, agar terus melibatkan mahasiswa dan akademisi dalam kerja-kerja diplomasi parlemen. Karena mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan arah masa depan Indonesia,” pungkasnya.